Assalamualaikum …
Hoplah … saya kembali lagi melanjutakan cerita persiapan pernikahan kami. Kali ini saya akan cerita tentang masuk adat , nah kan sudah dibahas sedikit di cerita lamaran sebelumnya. Untuk dapat melaksanakan pernikahan disana , maka gua harus mengikuti acara masuk adat dahulu untuk medapatkan marga adat disana. Acara juga untuk mereka yang akan menetap lama didaerah sana.
Awalnya acara mendoa ( istilah lokal untuk nama kegiatan ini , atau kita menyebutnya berdoa / pengajian ) direncanakan 1 bulan sebelum pernikahan. Tapi karena ada perubahan, terpaksa ditunda dan baru dilaksanakn 2 minggu sebelum pernikahan. Inti dari masuk adat adalah “silaturahim” dengan warga lokal. Kita memperkenalkan diri sebagai tamu dan berkenalan dengan warga sana. Sebagai contoh kemarin ada pasangan yang sudah menikah , karena si ce dari luar daerah , maka setelah menikah dan menetap di daerah itu mereka ikut masuk acara adat juga.
Acara masuk tidak harus mewah dan bisa juga secara massal / digabung beberapa orang dalam satu waktu , tetapi penentuan boleh atau tidaknya seseorang mendapatkan marga ditentukan secara musyawarah terbuka dan bersifat personal. Acara kami diputuskan dilaksanakan hari Sabtu malam Minggu , sedangkan kami sendiri baru tiba disana hari Jum’at nya 🙂
Persiapan-persiapan :
* Mengundang seluruh tetua adat ( datuk2 ) dan juga beberapa undangan lainnya , Gua ga inget siapa saja , tp seperti lurah, pemuda dll tetap ikut. Dan yang ngundang siapa juga ga tau 🙂
* Datuk adalah gelar yang diberikan berdasarkan garis keturuan. Jadi seorang datuk akan melahirkan datuk , kalau tidak ada anak co-nya maka ada aturan lainnya untuk mencari pengganti. Karena gelar keturunan , jadi ada yang muda sudah jadi datuk. Datuk itu yang menjadi perwakilan dari setiap suku sekali yang dituakan dan dihormati.
* datuk semuanya co , dan disini semua co. Kalaupun ada yang ce , mereka menunggu di belakang saja tapi tetap boleh melihat ko. Nah saat menghidangkan makanan , yang ngasih itu dari marga yang akan dimasuki dari status terbawah
* Acara biasanya dilaksanakan malam hari. Saat ini dilaksanankan di rumah (calon) ayah angkat gua.
* Komunikasi menggunakan dua bahasa , daerah dan Indonesia. Tapi sebagian besar bahasa daerah, mungkin 90% lah yah 🙂
Urutan acara saat hari H :
– Setelah kumpul, pembukaan dan baru dilakukan “absensi”
– Semua di “absen”, yang tidak hadir ditanyain kabarnya , apakah sudah diundang , apakah ada kabar ,,, kalau terpaksa yah harus saat itu juga didatengin lagi 🙂 . Jika sudah , baru diputuskan bersama acara mau dilanjutkan atau tidak
– acara selanjutnya dilakukan dengan jamuan makan malam
– selesai makan malam , baru dilanjutkan dengan acara utama.
– Tapi yang unik … mirip musyawarah mufakat , tp dilakukan dengan berbalas pantun. termasuk mengapa diadakan acara ini.
– Nah saat berbalas pantun dan setelah diketahui maksud acara ini. Maka akan muncul pertanyaan2 dari yang datang. Dan tidak lupa kemudian memperkenal calon warga , yang memperkenalkan adalah (calon) ayah angkat kita. Jumlah pertanyaan bisa banyak bisa sedikit , karena melihat sikon saja.
– Tergantung keadaan , musyawarah ini bisa berlanggsung cepat maupun lambat.
– Nah setelah bertanya2 , barulah berunding . Apakah yang punya hajat mendapatkan marganya ataupun gagal. Dan merenurut info, ada juga yang gagal dapat marga. Yah lumrah donk , mereka kan pingin tau
– Nah kalau gagal , …. ang eng ong … tetap boleh tinggal. Kalau yang mau nikah , ang eng ong
– Acara kemudian diakhiri dengen doa dan salam. Dan gua juga menyalami satu persatu undangan yang hadir disana.
– Selesai deh …
Oia . disini tidak ada istilah membawa besek untuk pulang ke rumah yah. Jadi semuanya dihidang saat acara.
Dan karena kurang persiapan juga , gua ga sempat membuat dokumentasi foto acara ini 🙂
Jadi … sekian aja …
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Intermezo :
Tulisan ini merupakan bagian dari persiapan saya menjelang pernikahan. Saya bagi2 menjadi pendek berdasarkan mod menulis saya , jadi kalau memang mau tau urutan yang bener mending liat list di bawah ini yah 🙂
- Wawan Titin dua menjadi satu
- Singingi Hilir , Kuansing – Kuantan Singingi , Riau
- Pembagian suku di Kuansing
- Lamaran
- Persiapan Pernikahan bag. 1 : Gedung , Dekorasi, Dokumentasi, Konsumsi , Pakaian dan Make Up
- Persiapan Pernikahan bag. 2 : Prewed, foto kolase, karikatur , undangan dan mahar
- Ayah angkat dan masuk suku Domo
- Akad Nikah
- Acara adat malam hari & resepsi Minggu
- Resepsi Jakarta
- Uneg Uneg
- Foto dan Video Pernikahan sebagian
Haiiii
Teman-teman yang mau bertanya, gabung di web baru saya aja yah :
Haiiii
Teman-teman yang mau bertanya, gabung di web baru saya aja yah :
Pingback: Wawan Titin , dua menjadi satu | Wirawan Prasetyo
Pingback: Dua menjadi satu list | Wirawan Prasetyo